Jakarta - Teknologi Base Transceiver Station (BTS) yang biasa digunakan oleh para operator untuk jaringan seluler ternyata bisa dibuat sendiri dengan software open source. Namanya adalah Open BTS.
Menurut praktisi TI Onno W Purbo, bermodalkan Open BTS ini, pengguna dimungkinkan untuk menelepon dan SMS secara gratis, dengan investasi yang relatif murah. Soal kualitas suara atau kecepatan pengiriman SMS dinyatakan sama baiknya dengan telekomunikasi melalui operator telekomunikasi.
"BTS itu kalau sederhananya ya base transceiver station yang biasa dipakai operator seluler, sedangkan open BTS adalah base transceiver station yang dibuat dengan memakai software open source, jadi free itu software semuanya," kata Onno pada detikINET.
Onno pun mempertunjukkan seperti apa perangkat Open BTS yang dibuatnya bersama yayasan Air Putih dan ICT Watch. Tampak di sebuah kotak berbagai komponen komputer dengan fungsi masing-masing. Ternyata perangkat yang kelihatannya cukup sederhana itu adalah Open BTS,
"Jadi kita bisa bikin tapi kita butuh perangkat sedikit, ada hardwarenya sedikit. Kemudian beberapa software open source," jelas Onno.
Telekomunikasi melalui Open BTS bisa dilakukan dengan telepon seluler biasa, yang murah sekalipun. Kartu SIM yang dimasukkan pun tidak perlu yang masih aktif, yang sudah mati pun bisa dimanfaatkan.
"Kita butuh nomor simcardnya yang ada di dalam simcard yaitu international mobile subscriber identification, untuk didaftarkan ke sentral open BTS," tambah pria mantan dosen ITB itu.
Seperti apa cara kerja Open BTS tersebut, bagaimana implementasinya dan berapa biaya yang dibutuhkan untuk membuatnya? Tunggu penuturan Onno selanjutnya kepada detikINET. (sumber: detikInet)
Menurut praktisi TI Onno W Purbo, bermodalkan Open BTS ini, pengguna dimungkinkan untuk menelepon dan SMS secara gratis, dengan investasi yang relatif murah. Soal kualitas suara atau kecepatan pengiriman SMS dinyatakan sama baiknya dengan telekomunikasi melalui operator telekomunikasi.
"BTS itu kalau sederhananya ya base transceiver station yang biasa dipakai operator seluler, sedangkan open BTS adalah base transceiver station yang dibuat dengan memakai software open source, jadi free itu software semuanya," kata Onno pada detikINET.
Onno pun mempertunjukkan seperti apa perangkat Open BTS yang dibuatnya bersama yayasan Air Putih dan ICT Watch. Tampak di sebuah kotak berbagai komponen komputer dengan fungsi masing-masing. Ternyata perangkat yang kelihatannya cukup sederhana itu adalah Open BTS,
"Jadi kita bisa bikin tapi kita butuh perangkat sedikit, ada hardwarenya sedikit. Kemudian beberapa software open source," jelas Onno.
Telekomunikasi melalui Open BTS bisa dilakukan dengan telepon seluler biasa, yang murah sekalipun. Kartu SIM yang dimasukkan pun tidak perlu yang masih aktif, yang sudah mati pun bisa dimanfaatkan.
"Kita butuh nomor simcardnya yang ada di dalam simcard yaitu international mobile subscriber identification, untuk didaftarkan ke sentral open BTS," tambah pria mantan dosen ITB itu.
Seperti apa cara kerja Open BTS tersebut, bagaimana implementasinya dan berapa biaya yang dibutuhkan untuk membuatnya? Tunggu penuturan Onno selanjutnya kepada detikINET. (sumber: detikInet)
0 komentar:
Posting Komentar